Supaya Sukses

mendaki karir sampai puncak

20 Januari 2009

Cukup satu cara saja untuk atasi segala masalah rezeki

Apakah Anda sedang menghadapi masalah memilih karir diantara berbagai alternatif? Sulit mendapatkan pekerjaan yang memenuhi harapan? Sulit meningkatkan karir sesuai dengan cita-cita? Mau memantapkan karir supaya tidak jatuh dari puncak kesuksesan? Mau sukses tidak hanya di dunia, tetapi juga sukses di akhirat?

Tenanglah. Allah Sang Maha Pemberi rezeki telah menyediakan satu cara... ya, SATU cara saja.... yang ampuh untuk mengatasi semua persoalan tersebut. Caranya adalah istikharah.

Mengapa caranya adalah “istikharah”? Sebab, istikharah itu berarti doa memohon kepada Allah agar Dia [1] memilihkan, [2] memudahkan, dan [3] mentakdirkan yang terbaik. Istikharah juga berarti memohon pula agar Dia [4] menjauhkan kita dari apa yang kita inginkan apabila di dalamnya terdapat keburukan. (Lihat Abu Umar Abdullah Al-Hammadi, Misteri Shalat Istikharah (Solo: Pustaka Ar Rayyan, 2006), hlm. 29)

Dengan memilih berdasarkan pilihan Allah, teratasilah masalah memilih karir diantara berbagai alternatif. Bagamanapun, pilihan Allah tentulah yang paling tepat. Sebab, Dia Mahatahu dan Mahabijaksana. Dia takkan memilihkan bagi kita karir yang puncaknya terlalu tinggi bagi kita untuk kita raih. (Lihat QS al-Baqarah [2]: 286.) Dia juga takkan memilihkan bagi kita karir yang puncaknya terlalu rendah bagi kita bila dibandingkan dengan potensi di dalam diri kita. Dalam sebuah ayat mengenai rezeki, ditegaskan bahwa “Allah mengatur segala sesuatu sesuai dengan kadarnya.” (QS ath-Thalaq [65]: 3)

Lalu dengan dimudahkan oleh Allah, kita takkan lagi kesulitan mendapatkan pekerjaan yang memenuhi harapan. Kita juga takkan sulit meningkatkan karir sesuai dengan cita-cita. Sebab, Dia sudah berjanji bahwa bersama kesulitan, selalu ada kemudahan. (Lihat QS Alam Nasyrah [94]: 6-8.) Dan apa pun janji-Nya, Dia pasti menepatinya. (Lihat QS Luqman [31]: 33)

Kemudian apakah kita “tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (QS ar-Rum [30]: 37)? Perhatikan, dong! Secara demikian, dengan ditakdirkan oleh Tuhan bahwa kita sukses, maka mantaplah kesuksesan kita. Sebab, tidak ada yang dapat menggoyahkan takdir Allah. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (Lihat QS ar-Rum [30]: 50.)

Akhirnya, dengan dijauhkan dari apa yang kita inginkan apabila di dalamnya terdapat keburukan, maka kesuksesan kita bukan hanya di dunia, melainkan juga di akhirat. Sebab, kesuksesan kita di dunia akan membuat kita seolah-olah mudah memenuhi berbagai keinginan kita. Namun, keinginan kita tidak selalu baik. Andai kita mengumbar nafsu, mentang-mentang sudah sukses, maka Allah sediakan neraka bagi kita kelak di akhirat. Sebaliknya, bila kita kendalikan nafsu kita, maka surgalah balasannya.

Maka apabila malapetaka yang sangat besar [yaitu kiamat] telah datang, pada hari [ketika] manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat, maka orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Adapun orang-orang yang takut akan kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya. (QS an-Naazi’aat [79]: 34-41)

Terus, apakah doa (istikharah) itu sudah mencukupi? Ya, sudah memadai. Allah sudah berjanji untuk senantiasa mengabulkan doa kita. (Lihat QS al-Mu'min [40]: 60) Tentu saja, doa yang pasti dikabulkan itu adalah doa yang sebenar-benarnya, bukan doa yang asal-asalan.

Bagaimanakah doa (istikharah) yang sebenar-benarnya (atau tidak asal-asalan) itu? Insya'Allah saya akan berusaha menerangkannya di tulisan mendatang.

Label: , , , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda