Supaya Sukses

mendaki karir sampai puncak

13 November 2008

Haruskah kita menyerah pada takdir yang menyakitkan itu?

Bagaimanakah sikap kita seandainya terkena penyakit langka yang bernama Still’s Disease? Sel-sel darah putih kita kehilangan kemampuan untuk membedakan antara sel-sel tubuh yang sehat dan bakteri atau virus yang merusak tubuh. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh kita justru menyerang jaringan tubuh yang sehat dan menyebabkan peradangan serta nyeri sendi. Bagaimana?

Mungkin sampai tiga bulan, kita tidak bisa beranjak dari tempat tidur. Kehidupan kita sangat tergantung orang lain. Bahkan, untuk mandi sekalipun, kita harus meminta tolong seseorang. Kalau capek sedikit saja, kita langsung pingsan.

Bagaimana? Apakah kita akan memilih terus berada di tempat tidur?

Setelah masa tiga bulan lewat, kita dapat mulai belajar berjalan. Meski tulang-tulang di tubuh kita terasa remuk, kita bisa kembali berjalan seperti semula. Untuk berjalan dalam jarak lima meter saja, kita harus melakukannya dalam lima menit. Sangat pelan. Rasanya seperti berjalan dengan seluruh tulang yang sudah patah. Sungguh sangat menyakitkan.

Bagaimana? Apakah kita harus menyerah pada takdir yang menyakitkan itu? Tidakkah dalam keadaan begini pun, kita sebetulnya masih bisa menggapai takdir yang menyenangkan, misalnya meniti karir setinggi-tingginya? Mau, nggak, kita bercapek-capek menuju puncak?

Eits, menggapai takdir yang menyenangkan dalam keadaan menyakitkan itu tidak mustahil lho! Tuhan berjanji, "Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. ... dan kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS Alam Nasyrah [94]: 6-8)

Belum yakin? Buktinya ada! Simak sajalah pengalaman Gita Rusminda dalam kisah nyata "Tulang mau patah, tapi terus berkarir di level internasional".

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda